Syarat serta Jawab

Kalau di Artikel sebelumnya kami Tuliskan Huruf Syarat yang menjazemkan dua fi'il maka ditulisan kali ini akan kami jelaskan Huruf Syarat yang hanya menjelaskan satu fi'il saja.. yuk cek biar faham Syarat serta jawab

selanjutnya pembahasan kedua: perangkat syarat yang tidak menjazemkan.


b). Perangkat Syarat Tidak Menjazemkan

Perangkat-perangkat syarat pada uslub syarat yang tidak menjazemkan terdiri dari dua jenis yaitu huruf dan isim


Berikut huruf-huruf yang masuk kategori perangkat syarat tidak menjazemkan dan tidak memiliki mahal dalam ‘Irab

لَوْ – لَوْلَا – لَوْمَا – أَمَّا

Berikut isim-Isim yang masuk kategori perangkat syarat tidak menjazemkan dan di’irab di tempat manshub sebagai dzharfiyyah

إِذَا – لَمَّا – كُلَّمَا

1. Huruf لَوْ (Seandainya، sekiranya)

Huruf ini disebut امتناع لامتناع (terhalang karena terhalang). Artinya, terhalangnya jawab syarat karena terhalangnya syarat).


Perhatikan contoh berikut:


لَوْ دَرَسَ لَنَجَحَ

Seandainya dia belajar, niscaya  lulus.


Artinya, dia lulus karna belajar. Belajar merupakan penyebab kelulusan dia. Kelulusan terhalang jika tidak belajar


Dalam Al-Qur’an:


قال تعالى : لَوْ أَنْزَلْنَا هَٰذَا الْقُرْآنَ عَلَىٰ جَبَلٍ لَرَأَيْتَهُ خَاشِعًا  ( الحشر ٢١

Kalau sekiranya/seandainya Kami menurunkan Al Qur’an ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan takut kepada Allah. tafsirweb


Contoh ‘Irab لو

لو : حرف شرط غير جازم مبني على السكون لا محل له من الإعراب

أنزلنا : فعل وفاعل . هذا : اسم إشارة في محل نصب مفعول به

القرآن : بدل منصوب بالفتحة

على جبل : جار ومجرور متعلقان بأنزلنا

لرأيته : اللام رابطة لجواب لو ، ورأيته فعل وفاعل ومفعول به

خاشعاً : مفعول به ثان إذا اعتبرنا رأى قلبية ، وحال إذا اعتبرناها بصرية

Catatan terkait Huruf لو Law

قال ابن مالك

 لو حرف شرط في مضي ويقل # إيلاؤها مستقبلا لكن قبل # وهي في الاختصاص بالفعل كإن # لكن لو أن بها قد تقترن # وإن مضارع تلاها صرفا # إلى المضي نحو لو يفي كفى

a. Law sebagai perangkat syarat tidak menjazemkan, kata (fi’il) setelahnya hanyalah berupa fi’il madhi, baik madhi secara lafadz dan makna atau hanya madhi secara makna.

Contoh:

لو جاء خالد لجاء أخوه

Seandainya Kholid datang, niscaya saudaranya juga datang.

b. Law sebagai perangkat syarat tidak menjazemkan، adakala datang kata setelahnya berbentuk fi’il mudhari‘ secara lafadz. Namun, ia secara makna dianggap lampau.

Contoh 1:

قول الشاعر رُهبانُ مدينَ والذينَ عَهِدْتُــــهُم يبكونَ من حذَرِ العذابِ قُعُودا لو يسمعونَ كما سَمِعْتُ كلامَها خَرُّوا لِعـــزَّةَ رُكّعاً و سجودا

Maksud kata يسمعونَ adalah سمعوا (fi’il madhi) “Jikalau mereka telah mendengar seperti apa yang aku telah dengar.”

Contoh 2:

لو لم يثقِ المرءُ بعدلِ الخالقِ لعاش معذباً باليأس

Seandainya seseorang sudah tidak percaya dengan keadilan Sang Pencipta, niscaya dia telah hidup dalam kesia-siaan.

Secara lafadz tertulis يثقِ (fi’il mudhari’) secara makna yang dimaksud yaitu fi’il madhi.

c. Law sebagai perangkat syarat tidak menjazemkan، adakalanya datang setelahnya berupa anna (أنّ) kumplit dengan mubtada dan khabar.

Contoh:

لو أنَّ مدرسًا قائمٌ لَقُمْتُ

Seandainya Guru berdiri, niscaya aku berdiri.

Perbedaan pendapat Ulama terkait kalimat di atas

Menurut Imam Sibawaihi dan mayoritas Ulama Basrah sebenarnya terdapat khabar yang dibuang yaitu (kata ثابت). Lalu susunan kalimatnya dirubah menjadi mashdar muawwal

Perkiraan:

قِيَامُ مُدَرِّسٍ ثَابِتٌ لَقُمْتُ

Dalam AlQuran:

ولو أنهم آمنوا واتَّقَوْا لمثوبةٌ مِنْ عند اللهِ خيرٌ (البقرة ١٠٣

Pendapat ini senada dengan penafsiran Imam Ahmad ‘Ubaidi dalam kitabnya (اعراب القرآن لدعاس). Perhatikan irab berikut:

وَلَوْ : الواو استئنافية ، لو شرطية غير جازمة. أَنَّهُم حرف مشبه بالفعل والهاء اسمها والميم علامة جمع الذكور. آمَنُوا فعل ماض والواو فاعل والجملة في محل رفع خبر أن والجملة الاسمية مستأنفة. وَاتَّقَوْا معطوفة على آمنوا وأن واسمها وخبرها في تأويل مصدر في محل رفع مبتدأ والخبر محذوف تقديره لو إيمانهم ثابت أو في محل رفع فاعل لفعل محذوف تقديره لو صح إيمانهم.

Begitu juga penafsiran Imam Ibnu Asyur dalam kitabnya ( كتاب التحرير والتنوير). Perhatikan ‘irabnya:


و ( لو ) شرطية امتناعية اقترن شرطها بأن مع التزام الفعل الماضي في جملته

و ( أن ) مع صلتها في محل مبتدأ عند جمهور البصريين وما في جمل الصلة من المسند والمسند إليه أكمل الفائدة فأغنى عن الخبر . وقيل خبرها محذوف تقديره ثابت أي ولو إيمانهم ثابت .

Menurut pendapat lain (Ulama Kufah) bahwa أنَّ sebenarnya tidak terletak langsung setelah Law لو. Namun, disana terdapat fi’il yang dibuang yaitu ثبت

Perkiraan:

لو ثبت أنّ مُدَرِّسًا قائمٌ لقمْتُ

Pendapat ini senada dengan penafsiran Imam Thantawi dalam kitab tafsirnya (الوسيط لطنطاوي)

قال صاحب الكشاف ( أَنَّهُمْ صَبَرُواْ ) فى موضع رفع على الفاعلية ، لأن المعنى : ولو ثبت صبرهم

Begitu juga dengan Imam Qurtubi dalam Tafsirnya ( الجامع لأحكام القرآن)

أي لو وقع إيمانهم

d. Law sebagai perangkat syarat tidak menjazemkan، adakalanya datang setelahnya berupa Isim kana kumplit dengan Isim dan Khabar.

Contoh:

لاَ تَتْرُكْ الصَّلاَةَ وَلَوْ مَرِيْضًا

Jangan tinggalkan Sholat seandainya kau sakit.

قال ابن مالك

ويحذفونها ويبقون الخبر # وبعد إن ولو كثيرا ذا اشتهر

Membuang Isim kana beserta Isimnya setelah لو dan إن diperbolehkan seperti contoh diatas yang asal kalimatnya:

لاَ تَتْرُكْ الصَّلاَةَ وَلَوْ كُنْتَ مَرِيْضًا

Contoh dalam Hadist:

حديث: اِلْتَمِسْ وَلَوْ خَاتِمًا مِنْ حَدِيْدٍ

Perkiraan:

اِلْتَمِسْ ولو كان الملتمَسُ خَاتِمًا مِنْ حَدِيْدٍ

أخرجه البخارى (3/403,  ومسلم (4/143)

باب للزوزني وهو شرح لباب الإعراب ص، ٢١٥

e. Law sebagai perangkat syarat tidak menjazemkan، adakalanya datang setelahnya berupa isim dzahir.

Contoh:

لَوْ طَالِبُ المَدْرَسَةِ نَجَحَ لَتَفَاخَرَ أَبُوْهُ

Seandainya siswa sekolah itu lulus, niscaya bapaknya bangga.

Perhatikan huruf setelah لو bentuknya berupa isim dzahir yaitu طالب dimana sebelum isim tersebut sebenarnya terdapat fi’il yang dibuang lalu diletakan setelah Isim طالب

Kedudukan i’rab ( طالب) sebagai fa’il jika fi’il sesudahnya mabni ma’lum atau sebagai naibul fa’il jika fi’il sesudahnya mabni majhul.

Contoh ‘Irab ketika menjadi fa’il:

لَوْ طَالِبُ المَدْرَسَةِ نَجَحَ لَتَفَاخَرَ أَبُوْهُ

لو: حرف شرط غير جازم,حرف امتناع لامتناع مبني على السكون لامحل له من الإعراب

طالب: فاعل لفعل محذوف, مفسر ما بعده

نجح:  تفسيرية لامحل لها من الإعراب

جملة(لتفاخر أبوه) جواب الشرط غير الجازم لا محل لها من الإعراب

Contoh ‘Irabnya ketika menjadi naibul fa’il:

لو الدواءُ شُـرِبَ لشُفي المريض

الدواء : نائب فاعل لفعل محذوف تفسره الجملة بعده مرفوع

جملة(شـُربَ) تفسيرية,تفسر الفعل المحذوف لامحل لها من الإعراب

جملة (شُفي المريض) جواب الشرط غير الجازم لامحل لها من الإعراب

Kenapa kedua kata نجح dan شرب tidak disimpan setelah لو Law langsung, kenapa mesti dibalik…?

Misalkan seperti berikut ini:

لَوْ نَجَحَ طَالِبُ المَدْرَسَةِ لَتَفَاخَرَ أَبُوْهُ

لو شُـرِبَ الدواءُ لشُفِي المَرِيْضُ

Jika susunan seperti ini tentu urusan selesai, tidak mesti dibuang, dipindah dan segala macam

Jawab: Suatu kata dalam kalimat، baik diawalkan atau diakhirkan atau bahkan dibuang, tidak terlepas dari kandungan uslub balaghah di dalamnya. Seperti yang terjadi pada uslub takhsis (pengkhususan), dimana susunan normalnya seperti ini

نَحْنُ مُتَفَاوِتُوْنَ

Kita bermacam-macam

Kemudian ingin ditakhsis atau dijelaskan siapa yang dimaksud dengan ‘Kita’ itu..? Agar maksudnya lebih khusus dan jelas, maka cukup tambahkan kata orang indonesia setelah نحن misalkan

نَحْنُ اندُوْنِيْسِيِيْنَ مُتَفَاوِتُوْنَ

Kita orang indonesia bermacam-macam

Kenapa اندُوْنِيْسِيِيْنَ manshub..? karna ada fi’il yang dibuang sebelumnya dengan taqdir اختصّ

Karena ini nahwu buka balaghoh maka penjelasan kami sekedarnya saja

Hampir pada setiap contoh di atas, fi’il yang menjadi Jawab syarat terkadang ditempeli huruf Lam (اللام) …?

Lam seperti ini dinamakan dengan huruf lam rabithah (pengikat antara syarat dan jawab)

Terkait penggunaanya, apakah lam rabith boleh ditampilkan atau tidak? dan apakah mesti dalam kalimat positif/negatif?. Kedua pilihan diperbolehkan dan terdapat contonya dalam Al-Qur’an.

Contoh ketika huruf lam nampak pada kalimat jawab positif

قوله تعالى : ولو عَلِمَ اللهُ فيهم خيراً لأسمعهم ( الأنفال٢٣

قوله تعالى : لو نشاءُ لجعلناهُ حطاما (الواقعة ٦٥

Perhatikan kalimat عَلِمَ اللهُ dan نشاءُ keduanya bentuk positif (tidak didahului huruf Nafyi)

Jawab syaratnya yaitu kalimat لأسمعهم dan لجعلناهُ yang ditempeli huruf Lam rabithah.

Contoh keika huruf lam tidak nempel pada kalimat jawab positif

لَوْ نَشَآءُ جَعَلْنَٰهُ أُجَاجًا فَلَوْلَا تَشْكُرُونَ (الواقعة ٧٠

Perhatikan kalimat syarat  نَشَآءُ positif dan kalimat jawabnya جَعَلْنَٰهُ tidak ditempeli huruf ل

Contoh ketika huruf lam tidak nempel pada kalimat jawab Negatif

وَلوْ شَآءَ رَبُّكَ مَا فَعَلُوهُ ۖ فَذَرْهُمْ وَمَا يَفْتَرُونَ (الأنعام – ١١٢

Perhatikan kalimat syarat شَآءَ positif dan kalimat jawabnya مَا فَعَلُوهُ negatif dengan huruf nafyi ما namun tidak ditempeli huruf ل

Contoh ketika huruf lam nempel pada kalimat jawab Negatif

قول الشاعر : ولو نُعطَى الخيارَ لَمَا افترقْنا

Seandainya Kita diberi pilihan, niscaya tidak ada perpisahan.

Perhatikan kalimat syarat نُعطَى positif dan kalimat jawab لَمَا افترقْنا  negatif dengan huruf nafyi ما berikut ditempeli lam

2. Huruf لولا dan لَوْمَا (Seandainya tidak)

Huruf ini disebut Imtina’ Liwujud ( امتناع لوجود) Terhalang karena ada. Artinya, terhalangnya jawab syarat karena adanya syarat).

Perhatikan contoh berikut:

لَوْلَا الدِرَاسَةُ لَفَشَلَ الطَالِبُ

Seandainya tidak belajar, siswa itu

Next Post Previous Post
1 Comments
  • Eva
    Eva 2 Januari 2023 pukul 08.12

    Nyimak tad, thanks sudah berbagi

Add Comment
comment url