Naibul Fail (نائب الفاعل)

Naibul Fail (نائب الفاعل)

Maf'ul Bihi atau Obyek terkadang datang tanpa disebutkan Failnya atau pelakunya dalam ilmu Nahwu in dinamakan Naibul Fa'il  نائب الفاعل

Definisi Naibul Fa'il نائب الفاعل

Untuk lebih jelasnya yuuk kita pahami...

بَابُ الْمَفْعُولِ الَّذِي لَمْ يُسَمَّ فَاعِلُهُ

ويسمى نائب الفاعل

(وهو الاسم المرفوع الذي لم يذكر معه فاعله)

يعني أن المفعول الذي لم يسم فاعله المسمى أيضاً نائبَ الفاعل، هو المفعول الذي يقوم مقام فاعله في جميع أحكامه بعد حذف الفاعل لغرض من الأغراض، كقوله تعالى {وَخُلِقَ الإنسَانُ ضَعِيفاً} الأصل وخلقَ اللهُ الإنسانَ، برفع لفظ الجلالة على الفاعلية، ونصب الإنسان على المفعولية، فحذف الفاعل وهو لفظ الجلالة للعلم به، فبقي الفعل محتاجاً إلى ما يسند إليه، فأُقِيمَ المفعول به مقام الفاعل في الإسناد إليه فأُعطي جميعَ أحكام الفاعل، فصار المفعول مرفوعاً بعد أن كان منصوباً، فالتبست صورته بصورة الفاعل فاحتيج إلى تمييز أحدهما عن الآخر بحيث إذا سمع لفظ الفعل يُعْلَم أنّ ما بعده فاعل أو نائب عن الفاعل، فبقي الفعل مع الفاعل على صورته الأصلية وغُـيّر مع نائبه .

ثم بيّن كيفية تغيير الفعل بقوله

Bab maf'ul (objek) yang failnya (subjeknya) tidak disebutkan

dan dinamakan naibul fa'il (pengganti fail)

{dan dia adalah isim marfu yang tidak disebutkan failnya bersamanya}

penulis memaksudkan bahwa sesungguhnya maf'ul yang tidak disebutkan failnya disebut juga dengan (نائب الفاعل) pengganti fail. Dia adalah maf'ul yang berposisi pada tempat failnya pada semua hukum-hukumnya setelah penghapusan fail karena satu maksud (tertentu) dari sekian maksud, seperti ucapan Allah yang maha tinggi (وَ خُلِقَ الْإنْسَانُ ضَعِيْفًا) (telah diciptakan insan dengan kelemahannya) asalnya itu (ُخَلَقَ الله الإنسانَ ضَعيْفًا) (Allah telah menciptakan manusia dengan kelemahannya), dengan perofa'an lafadz jalaalah (Allah) atas kefailannya, Dan penashoban (الإنسنَ) atas kemaf'ulannya. Kemudian dihapus fail yaitu lafadz jalaalah (Allah) karena pengetahuan tentangnya, lalu tersisalah fi'il dengan membutuhkan kepada apa-apa yang disandarkan (fi'il) kepadanya, kemudian diposisikan maf'ul bih (objek) pada tempat fail dalam pengisnadan (penyandaran hukum/kabar) kepadanya, maka dia (maf'ul bih) menerima semua hukum-hukum fail.

Maka jadilah maf'ul itu marfu setelah keadaan (sebelumnya) manshub, maka dia menjadi samar bentuknya (maf'ul) dengan bentuk fail, sehingga dibutuhkan tamyij (pembeda) satu dengan yang lainnya dimana ketika didengar lafadznya fi'il diketahuilah bahwa sesungguhnya apa-apa yang setelahnya itu adalah fail atau naib dari fail, maka tetaplah fi'il bersama fail dengan bentuk aslinya, dan dirubah (fi'il) (apabila) bersama naibnya (naib failnya).

semoga bermanfaat

jangan lupa pantau selalu Gudang Arab

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url