Jadilah Unik dan Menarik
BERDIRILAH MENYATAKAN KEBENARAN WALAUPUN TERPAKSA BERDIRI BERSENDIRIAN
Sobat gudang arab, Mau dibungkam dengan cara apa pun, mau disudutkan dengan isu apa pun, kebenaran tetaplah kebenaran. Ia akan hadir dengan caranya sendiri.
Kebenaran suatu hal tidaklah ditentukan oleh berapa banyak orang yang mempercayainya. Mungkin, kita terlalu pandai berpura-pura hingga kita lupa bahwa kita sedang berpura-pura. Dan akhirnya kepura-puraan tersebut kita anggap kebenaran. Kejahatan akan menang bila orang yang benar tidak melakukan apa-apa.
Saudaraku, Umumnya orang tidak suka mendengar kebenaran karena kebenaran itu seringkali menyakitkan. Kesalahan tidak akan menjadi kebenaran walau berkali-kali dibicarakan, dan kebenaran tidak akan menjadi kesalahan walau tidak pernah diumumkan.
Semua yang kita dengar adalah opini, bukan fakta. Semua yang kita lihat adalah perspektif, bukan kebenaran.
Saudaraku, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda:
لاَ يَسْتَقِيمُ إِيمَانُ عَبْدٍ حَتَّى يَسْتَقِيمَ قَلْبُهُ وَلاَ يَسْتَقِيمُ قَلْبُهُ حَتَّى يَسْتَقِيمَ لِسَانُهُ
"Tidaklah lurus keimanan seorang hamba sehingga lurus hatinya dan tidaklah lurus hatinya sehingga lurus lisannya."
(HR Ahmad dan al-Baihaqi).
Saudaraku, Hati-hatilah terhadap para kaum pendusta, karena mereka senantiasa mengingkari kebenaran.
قَال شيخ الإسلام - رَحمهُ الله
"فَـإن ّالإنسَان قَـد يَعرف
أَن ّالحَـقّ مَـع غَيـره
ومَع هَذا يجـحَد ذلِك
لحَسَـده إيّـاه أو لطلَب علُوّه
عَليـْه أو لِهَوى النّفـس
[مَجمُوع الفتَاوى:١٩١/٧]
Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah rahimahullah mengatakan,
"Kadang seseorang mengetahui bahwa kebenaran ada pada pihak yang lain, namun dia mengingkari kebenaran itu, disebabkan:
1. Hasad kepadanya,
2. Ingin lebih unggul darinya, atau
3. Karena hawa nafsunya."
(Majmu' Fatawa 7/191).
Saudaraku, Kita harus berihtiar untuk senantiasa mengikuti kebenaran, menjauhkan diri dari para kaum pendusta kebenaran dalam situasi apapun dan dalam kondisi bagaimanapun.
وقال ابن المعتز
" اجتنِبْ مصاحبة الكذاب ، فإن اضطررت إليه فلا تصدّقه ، ولا تُعلِمه أنك تكذبه ، فينتقل عن وده ، ولا ينتقل عن طبعه “
زهر الآداب: [٣٨٧/١]
قال الحسن بن سهل
" الكذاب لِصّ ؛ لأن اللص يسرقُ مالك ، والكذاب يسرقُ عقلك ؛ ولا تأمن مَنْ كذب لك ، أنْ يَكذِب عليك ، ومن اغتاب غيرَك عندك ، فلا تأمَنْ أن يغتابَك عند غيرك “. انتهى
زهر الآداب: [٣٨٦/١]
Berkata Ibnul Mu'taz :
"Jauhkan diri dari berteman dengan pendusta, dan jika engkau sangat butuh kepadanya maka jangan engkau mempercayainya, dan jangan engkau tunjukkan bahwa dirimu mendustakannya, sehingga akan berpindah menjadi mencintainya, dan tidak akan lepas dari tabiatnya."(Zahrul Adab, 1/387)
Berkata Al-Hasan bin Sahl :
"Pendusta adalah perampok; karena perampok mencuri hartamu, sedangkan pendusta mencuri akalmu; dan jangan engkau merasa aman dari orang yang berdusta untukmu, disebabkan dia akan berdusta atas namamu, dan orang yang menggunjing (mengghibah) orang lain di sisimu, maka jangan engkau merasa aman karena dia akan mengghibah dirimu di sisi orang lain."(Zahrul Adab, 1/386)
Saudaraku, Kebenaran akan selalu mencari jalan untuk mengungkapkan dirinya. Keadilan, kebenaran, kebebasan. Itulah pangkal dari kebahagiaan. Dalam setiap kebenaran, selalu ada telinga yang mendengar. Bukan kebenaran yang membuat manusia menjadi besar, tetapi manusia yang membuat kebenaran menjadi besar. Kebaikan akan mengantarkan seseorang kepada kebenaran dan kebenaran akan mengantarkan seseorang kepada puncak pengetahuan, lalu menjadi rendah hati.
Saudaraku, Ada yang menyudutkan kita seolah mereka selalu benar, padahal kebenaran tidak pernah absolut. Kita lebih cenderung untuk mencapai kebenaran melalui kesalahan. Musuh terbesar manusia adalah kebenaran yang disembunyikan. Pembalasan dendam merubah kebenaran kecil menuju kesalahan besar.
Mereka yang marah ketika mendengar kebenaran adalah mereka yang hidup dalam kebohongan. Berjalanlah sesuai dengan kata hati kita selagi masih di jalan yang benar. Satu kebohongan sudah cukup meragukan berjuta kebenaran.
Ketulusan hati adalah sumber kebenaran itu sendiri. Biasakanlah yang benar bukan benarkan yang biasa. Kebenaran tidak perlu dibela, karena kebenaran akan membela kebenaran. Mudah untuk menemukan kebenaran, sulit untuk menghadapinya, dan lebih sulit untuk mengikutinya.
Saudaraku, Tak ada kebenaran yang selamanya terlihat benar. Tergantung tempat dan situasi saja. Dahulukan mencari kebenaran pada diri sendiri, sebelum menyalahkan orang lain. Terkadang untuk membuktikan suatu kebenaran kita harus berjalan sendirian. Menerima kebenaran kadang lebih sulit dari mengucapkan kebenaran itu sendiri. Berdirilah menyatakan kebenaran walaupun terpaksa berdiri bersendirian.
Tidak perlu mempertanyakan suatu kebenaran, lebih baik berikan kesempatan untuk sebuah pembuktian. Saudara terbaik adalah orang yang berani mengkritik kita untuk mencapai kebenaran, bukan orang yang selalu membenarkan tindakan kita. Kesalahan terbesar yang manusia lakukan adalah tidak bisa melihat kebenaran dari sudut pandang orang lain. Jangan terlalu cepat mempercayai apa yang kita dengar, karena kebohongan selalu menyebar lebih cepat dari kebenaran.
Saudaraku, Jangan merasa kesepian berada di atas jalan kebenaran hanya karena sedikitnya orang yang berada di sana. Ketika iman menjadi kenyataan, maka kejujuran menjadi dasar kebenaran. Sombong adalah menolak kebenaran dan meremehkan orang lain. Tidak ada yang selalu benar, sekalipun kebenaran selalu diusahakan. Menelan mentah-mentah pembenaran dari satu pihak. Hanya akan membuat kita tidak menemukan kebenaran atas persoalan yang ada. Kebenaran tidak memerlukan alasan pembenaran dari manusia mana pun. Ia berdiri sendiri dengan gagah. Meski ditutupi, ada saatnya ia akan terlihat kembali.
Semoga Allah Azza wa Jalla mengaruniakan hidayah-Nya kepada kita, sehingga kita tetap istiqamah senantiasa menegakkan kebenaran dan keadilan, menjauhkan diri dari para kaum pendusta kebenaran untuk meraih ridha-Nya.
Jangan lupa kunjungi YouTube gudang arab