Kenapa Hati menjadi Keras
HATI KERAS DAN MEMBATU KARENA BANYAK MELAKUKAN KEMAKSIATAN
Sobat gudang arab, Kita pernah menyaksikan ketika seseorang hatinya terasa keras dan membatu. Betapa arogansi telah menyelimuti kehidupan dari hari ke hari dan saat mendapat nasehat dari saudara, teman, atau kiai sekalipun, ia merasa digurui. Ia senantiasa merasa paling baik sehingga merendahkan orang lain, berkata kasar bahkan mengumpat. Ketahuilah sesungguhnya ia tengah terjangkit penyakit _qaswatul qalb_ (hati yang keras dan membatu).
Semakin banyak kemaksiatan dilakukan sesungguhnya akan semakin membuat hati itu mengeras dan membatu. Allah Azza wa Jalla berfirman,
ثُمَّ قَسَتْ قُلُوبُكُم مِّن بَعْدِ ذَلِكَ فَهِيَ كَالْحِجَارَةِ أَوْ أَشَدُّ قَسْوَةً وَإِنَّ مِنَ الْحِجَارَةِ لَمَا يَتَفَجَّرُ مِنْهُ الأَنْهَارُ وَإِنَّ مِنْهَا لَمَا يَشَّقَّقُ فَيَخْرُجُ مِنْهُ الْمَاء وَإِنَّ مِنْهَا لَمَا يَهْبِطُ مِنْ خَشْيَةِ اللهِ وَمَا اللهُ بِغَافِلٍ عَمَّا تَعْمَلُونَ
“Kemudian setelah itu hatimu menjadi keras seperti batu, bahkan lebih keras lagi. Padahal di antara batu-batu itu sungguh ada yang mengalir sungai-sungai daripadanya.”
(QS. Al-Baqarah: 74)
Maka, kata Ibnul Qayyim,
القَلْبُ المَيْتٌ القَاسِيُ كاَلشَجَرَةِ اليَابِسَةِ، لاَ يَصْلِحَانِ إِلَا النَار— ابن القيم
"Hati seseorang yang telah kering dan membatu, ia bagaikan pohon yang meranggas dan mati. Keduanya hanya pantas dilalap api." Na'udzubillah.
Sobat, dikisahkan, suatu hari seorang laki-laki datang mengadu kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam tentang hatinya yang keras ( qaswatul qalb). Nabi menjawab
إن أردت تلين قلبك، فأطعم المسكين، وامسح رأس اليتيم
“Jika kamu ingin melunakkan hatimu maka berilah makan orang miskin dan usaplah kepala anak yatim.” (HR. al-Hakim dalam al-Mustadrak)
Dalam hadits tersebut, Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam menganjurkan orang yang keras hatinya untuk melatih diri berempati pada orang-orang lemah. Empati tersebut diwujudkan salah satunya dengan memberi makan orang miskin. Makan adalah di antara kebutuhan primer ( hajiyat) setiap manusia. Syukur-syukur makan bersama mereka dalam satu nampan. Seperti yang diajarkan oleh nabi Ibrahim, selalu mencari orang ketika ingin memakan.
Ibnu Rajab al-Hanbali saat menjelaskan hadits ini mengatakan bahwa bergaul dengan orang-orang miskin dapat meningkatkan rasa ridha dan syukur seorang hamba atas nikmat yang dikaruniakan oleh Allah Azza wa Jalla.
Sebaliknya, bergaul dengan orang kaya potensial membuatnya kurang menghargai rezeki yang diterimanya. Selanjutnya tentang “mengusap kepala anak yatim” di sini merupakan kiasan dari anjuran untuk menyayangi, berlemah lembut, dan mengayomi mereka. Seperti zaman sekarang jika kita bergaul dengan orang yang glamour, hedonis, selalu mengedepankan penampilan dan tampilan lahiriah, maka otomatis kita akan terbawa juga, karena ikut mengimbangi.
Hidup bersama orang yang kekurangan bukanlah kehinaan, melainkan pendidikian jiwa, sekolah bagi hati. Karena jiwa kita akan diajarkan bagaimana hidup dengan sederhana, selalu bersyukur dan menerima segala pemberian dari Allah Azza wa Jalla. Jika kita bisa istiqamah, insyaAllah hati kita akan hidup, bercahaya selama-lamanya.
Sobat, Selain bersyukur dan menyayangi anak yatim, kita dianjurkan memperbanyak beristighfar untuk melembutkan hati. Perbanyaklah beristighfar sebab azab terberat di dunia adalah ketika Allah Azza wa Jalla telah mengunci lidah kita untuk berdzikir dan beristigfar kepada-Nya. Bahkan, kata Ibnul Qayyim,
إٍذَا طَالَ عَلَيْكَ وَقْتُ الْبَلاَءِ مَعَ اِسْتٍمْرَارٍكَ بِالدُعاَءِ فَاعْلَمْ أنَ اللهَ لَنْ يُرٍيْد إجَابَةَ دَعْوَتَكَ فَقَطْ ..!! بَلْ يُرٍيْدُ أنْ يُعْطِيْكَ فَوْقَهَا عَطَايَا لَمْ تَطْلًبْهَا أنْتَ
“Apabila musibah yang engkau dapatkan panjang sekali, padahal tak pernah berhenti engkau berdoa, yakinlah bahwa Allah tidak saja hendak menjawab doa-doamu itu. Tetapi, Allah hendak memberimu karunia lain yang bahkan engkau tak memintanya.”
Semoga Allah Azza wa Jalla mengaruniakan hidayah-Nya kepada kita, sehingga kita tetap istiqamah senantiasa bersyukur, menyayangi anak yatim, dan beristighfar untuk melembutkan hati dan meraih ridha-Nya.