Lelahmu ladang Ibadahmu

UNTUK APA SESEORANG MENGHABISKAN LELAHNYA?

Sobat gudang arab, Siapakah di dunia ini yang tak pernah merasakan lelah? Semuanya pernah mengalaminya. Kehidupan ini selalu berputar lelah dan _fresh_ nya tubuh, datang silih bergantian. Tak perlu kita bermimpi menghindar dari kondisi ini. Seperti impian orang-orang malas. Mukmin itu, seorang pejuang, yang siap lelah demi kebaikan, yang siap berkorban demi keridhaan Allah Azza wa Jalla.

Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam pernah menyampaikan pesan semangat melalui sabdanya,

اَلْمُؤْمِنُ اَلْقَوِيُّ خَيْرٌ وَأَحَبُّ إِلىَ اللَّهِ مِنَ الْمُؤْمِنِ الضَّعِيْفِ، وَفِيْ كُلٍّ خَيْرٍ، اِحْرِصْ عَلىَ ماَ يَنْفَعُكَ، وَاسْتَعِنْ بِاللَّهِ وَلاَ تَعْجِزْ، وَإِنْ أَصَابَكَ شَيْءٌ فَلاَ تَقُلْ لَوْ أَنِّيْ فَعَلْتُ كَانَ كَذَا وَكَذَا، وَلَكِنْ قُلْ: قَدَّرَ اللَّهُ وَماَ شَاءَ فَعَلَ، فَإِنَّ لَوْ تَـفْتَـحُ عَمَلَ الشَّيْطَانِ.” أَخْرَجَهُ مُسْلِمٌ 

“Orang Mukmin yang kuat itu lebih baik dan lebih dicintai oleh Allah daripada orang Mukmin yang lemah, namun pada masing-masing dari keduanya ada kebaikan. Bersemangatlah terhadap hal-hal yang berguna bagimu, mohonlah pertolongan kepada Allah, dan jangan menjadi lemah. Jika kamu ditimpa sesuatu, jangan berkata seandainya aku berbuat begini, maka akan begini dan begitu, tetapi katakanlah Allah telah menakdirkan, dan kehendak oleh Allah pasti dilakukan. Sebab kata ‘seandainya’ itu dapat membuka perbuatan syaitan.” (HR. Muslim)

Sehingga untuk memiliki iman yang sempurna, seseorang harus siap berjuang, siap lelah karena _Lillah_ (hanya karena Allah Azza wa Jalla) demi meraih cinta Sang Pencipta.

Sobat,Yang menjadi persoalan, bukan soal lelah atau tidak lelah, tapi untuk apa seseorang menghabiskan lelahnya?

Coba kita lihat ke luar sana, betapa banyak orang-orang yang durhaka kepada Allah Azza wa Jalla, rela berlelah-lelah melakukan keculasan, kecurangan, korupsi, kolusi dan nepotisme. Bahkan mereka menikmati kelelahan mereka dan berusaha menghibur diri dengan kata-kata ‘mutiara’ untuk tetap bertahan dan sabar, melalui lelah mereka. Para pendusta kebenaran, rela berlelah ria, sampai tersebarlah dustanya.

Mereka mencari neraka, pun rela untuk lelah. Para pencari surga semestinya lebih rela untuk lelah.

Sobat,Fir’aun dan bala tentaranya, rela lelah mengejar Nabi Musa dan pengikutnya, sampai rela menyeberangi lautan, hingga mereka mati dalam lelah tenggelam di laut merah.

Sobat,Tentu berbeda lelahnya kaum musyrikin dengan orang-orang beriman. Lelahnya orang-orang musyrikin adalah kepedihan, siksaan dan murka Allah Azza wa Jalla. Adapun lelahnya orang-orang beriman, adalah kenangan bahagia di surga. Maka jika mereka pun berani lelah untuk mencari neraka Allah Azza wa Jalla, mengapa kita tidak berani lelah untuk mencari surga Allah Azza wa Jalla?

Sobat ,Allah Azza wa Jalla amat senang melihat bekas-bekas lelahnya orang-orang beriman, saat mereka berjuang untuk meraih ridha-Nya.

Tentang jama’ah haji yang sedang wukuf di padang Arafah, Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam bersabda,

إن الله تعالى يباهي ملائكته عشية عرفة بأهل عرفة ، فيقول : انظروا إلى عبادي أتوني شعثا غبرا

“Sesungguhnya Allah membanggakan penduduk Arafah kepada malaikat-Nya pada siang Arafah, Seraya berfirman, “Lihatlah kepada hamba-Ku mereka datang dalam kondisi lusuh dan berdebu.” (HR. Ahmad)

Sobat,Meraih surga bukan hal mudah yang cukup diraih dengan angan-angan dan bermalas-malasan. Penduduk surga adalah orang-orang yang diuji dengan berbagai perjuangan dan pengorbanan, yang melelahkan jiwa, raga dan pikiran, lalu mereka lulus ujian. Penduduk surga adalah, pejuang tangguh, orang-orang rela berkorban tanpa pamrih kecuali cinta Rabb mereka. Allah Azza wa Jalla berfirman,

أَحَسِبَ ٱلنَّاسُ أَن يُتۡرَكُوٓاْ أَن يَقُولُوٓاْ ءَامَنَّا وَهُمۡ لَا يُفۡتَنُونَ وَلَقَدۡ فَتَنَّا ٱلَّذِينَ مِن قَبۡلِهِمۡۖ فَلَيَعۡلَمَنَّ ٱللَّهُ ٱلَّذِينَ صَدَقُواْ وَلَيَعۡلَمَنَّ ٱلۡكَٰذِبِينَ

"Apakah manusia mengira bahwa mereka akan dibiarkan hanya dengan mengatakan, “Kami telah beriman,” dan mereka tidak diuji?

Sungguh! Kami telah menguji orang-orang sebelum mereka, maka Allah pasti mengetahui orang-orang yang benar dan pasti mengetahui orang-orang yang dusta."

(QS. Al-Ankabut, 2-3)

Oleh karena itu, dalam banyak ayat, Allah Azza wa Jalla menceritakan apa sebabnya mereka bisa masuk surga. Yaitu karena kesabaran mereka menahan ‘lelah’ demi _Lillah_ (hanya karena Allah Azza wa Jalla semata) memperjuangkan surga. Allah Azza wa Jalla berfirman,

أُوْلَٰٓئِكَ يُجۡزَوۡنَ ٱلۡغُرۡفَةَ بِمَا صَبَرُواْ وَيُلَقَّوۡنَ فِيهَا تَحِيَّةٗ وَسَلَٰمًا

"Mereka itu akan diberi balasan dengan tempat yang tinggi dalam surga atas kesabaran mereka, dan di sana mereka akan disambut dengan penghormatan dan salam." (QS. Al-Furqan: 75)

Sekarang kita mencoba mengingat, sudah berapa banyak dosa yang dilakukan. Sudah berapa lelah yang terkorban untuk maksiat daripada untuk taat. Saatnya menebus lelahnya dosa-dosa kita itu dengan _Lillah,_ lelah beribadah kepada Allah Azza wa Jalla...

Kita periksa mata kita, pernahkah lelah karena melihat hal-hal yang Allah Azza wa Jalla haramkan? Jika iya, mari kita lelahkan mata kita untuk ibadah, membaca Al Qur'an, membaca kitab hadits-hadits Nabi, membaca buku-buku agama dan postingan Muhasabah yang membuat kita semakin mengenal Allah Azza wa Jalla serta melahirkan takwa dan takut kepada Allah Azza wa Jalla. Agar lelahnya mata kita saat taat ibadah, dapat melebur dosa lelahnya mata kita saat kita gunakan untuk maksiat...

Kaki kita pernah lelah untuk berbuat maksiat? Jika iya, mari lelahkan kaki kita kita untuk ibadah, melangkahkan kaki ke masjid, ke majelis ilmu, thawaf di _baitullah, sa'i antara safa dan marwa.

Semoga Allah Azza wa Jalla mengaruniakan hidayah-Nya kepada kita sehingga kita tetap istiqamah senantiasa berlelah dalam taat beribadah untuk Lillah, meraih ridha-Nya.

Jangan lupa kunjung kembali channel YouTube gudang arab

Next Post Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url