Jalan Keselamatan husus untuk mereka
JALAN KESELAMATAN HANYA UNTUK HAMBA-NYA YANG BENAR-BENAR MENCARI DAN BERUSAHA MENGGAPAINYA
Sobat gudang Arab, Allah Azza wa Jalla berfirman,
وَالَّذِينَ جَاهَدُوا فِينَا لَنَهْدِيَنَّهُمْ سُبُلَنَا ۚ وَإِنَّ اللَّهَ لَمَعَ الْمُحْسِنِينَ
“Dan orang-orang yang bersungguh-sungguh untuk mencari keridhaan Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik.” (QS. Al ‘Ankabut: 69)
Bersungguh-sungguh dalam ibadah merupakan salah satu sikap yang sangat dianjurkan di dalam Islam. Bersungguh-sungguh diartikan sebagai sebuah usaha dengan sekuat-kuatnya (dengan segenap hati, dengan sepenuh minat) untuk mengejar sesuatu yang diinginkannya.
Bersungguh-sungguh begitu penting dalam nafas kehidupan manusia. Bersungguh-sungguh memiliki poin tersendiri, sehingga sering kali ditemui di dalam Al Qur’an, perintah ibadah yang Allah Azza wa Jalla berikan kepada hamba-hamba-Nya diungkapkan dengan penekanan, yang berarti menunjukkan bahwa perintah itu hendaknya dilaksanakan dengan sungguh-sungguh.
Allah Azza wa Jalla berfirman,
رَبُّ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَمَا بَيْنَهُمَا فَاعْبُدْهُ وَاصْطَبِرْ لِعِبَادَتِهِ هَلْ تَعْلَمُ لَهُ سَمِيًّا
“Allah adalah Rabb langit dan bumi, serta apa yang ada di antara keduanya, maka ibadahilah Dia, serta bersabarlah dengan sungguh-sungguh di dalam beribadah kepada-Nya, apakah kamu melihat yang serupa dengan-Nya.” (QS. Maryam: 65)
Perintah Allah Azza wa Jalla tidak mungkin dapat terlaksana tanpa kesungguhan dan tekad kuat. Hal itu karena rintangan dan gangguan akan selalu mengiringi langkah setiap Muslim dalam rangka berusaha untuk mencapai keridhaan Allah Azza wa Jalla.
Ketika gangguan itu mampu menyingkirkan kesungguhan dalam diri seseorang, maka hal itu bisa membuatnya menjadi orang yang lemah, menjadi orang yang takut dan tidak memiliki keberanian untuk meningkatkan kualitas diri yang akhirnya jauh dari rahmat dan ridha Allah Azza wa Jalla.
Kesungguhan yang telah melekat di dalam jiwa-jiwa setiap Muslim akan menjadi kekuatan tersendiri dalam menghadapi segala bentuk ujian yang Allah Azza wa Jalla turunkan kepada setiap hamba-Nya.
Karena dengan kesungguhan, seseorang akan memiliki sikap teguh pendirian, tidak mudah goyah dengan kebaikan yang dilakukannya. Kesungguhan meraih ridha-Nya menjadikannya tidak pernah takut pada apapun dan siapapun kecuali hanya kepada Allah Azza wa Jalla. Ketika keteguhan dalam menjalan kebaikan telah tertanam di dalam hatinya, ia akan menjadi seorang Mukmin yang dicintai oleh Allah Azza wa Jalla dan Rasul-Nya.
Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam,
اَلْمُؤْمِنُ الْقَوِيُّ خَيْرٌ وَأَحَبُّ إِلَى اللهِ مِنَ الْمُؤْمِنِ الضَّعِيْفِ وَفِي كُلٍّ خَيْرٌ, اِحْرِصْ عَلَى مَا يَنْفَعُكَ وَاسْتَعِنْ بِاللهِ وَلاَ تَعْجَزْ
“Mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah dari mukmin yang lemah, dan masing-masing memiliki kebaikan. Bersungguh-sungguhlah dalam mengerjakan hal-hal yang bermanfaat bagimu, mohonlah pertolongan dari Allah dan janganlah bersikap lemah.” (Hr. Muslim)
Kecintaan Allah Azza wa Jalla kepada hamba-Nya akan membuahkan kesejahteraan dan kedamaian hidup. Kesejahteraan dan kedamaian hidup itu berupa _subulussalam_ (jalan keselamatan) yang Allah Azza wa Jalla tunjukkan kepada setiap hamba-Nya yang benar-benar mencari dan menggapainya. Jalan keselamatan yang dimaksud adalah akan merasakan manisnya buah keimanan yang akan mengantarkannya ke dalam Surga.
Semoga Allah Azza wa Jalla mengaruniakan hidayah-Nya kepada kita, sehingga kita tetap istiqamah senantiasa bersabar dalam kesungguhan beramal untuk meraih ridha-Nya.