Cinta yang Membinasakan

HUBBUD DUNIAA RA'SU KULLI KHATI'AH

Sobat gudang Arab, Sederhanakanlah dalam segala sisi kehidupan agar berkurang kedukaan kita di akhirat. Sederhana dalam hidup mampu meningkatkan kualitas dan kuantitas ibadah serta pengabdian kepada Allah Azza wa Jalla.

Orientasi hidup seorang Muslim seyogyanya diarahkan untuk kehidupan akhirat. Sebagai implementasi konsep ini, sesibuk apa pun kegiatannya ia akan menyempatkan dirinya untuk beribadah kepada Allah Azza wa Jalla. Di atas level ini, seorang Muslim akan menjauhkan diri dari suatu pekerjaan atau jabatan tertentu yang akan memungkinkannya lupa kepada Allah Azza wa Jalla dan melanggar larangan-laranganNya. Allah Azza wa Jalla berfirman,

يٰبَنِىٓ ءَادَمَ خُذُوا زِينَتَكُمْ عِنْدَ كُلِّ مَسْجِدٍ وَكُلُوا وَاشْرَبُوا وَلَا تُسْرِفُوٓا  ۚ إِنَّهُۥ لَا يُحِبُّ الْمُسْرِفِينَ

“Wahai anak cucu Adam! Pakailah pakaianmu yang bagus pada setiap memasuki masjid, makan dan minumlah, tetapi jangan berlebihan. Sungguh, Allah tidak menyukai orang yang berlebih-lebihan.” (QS. Al-A’raf: 31)

Hidup sederhana memberikan banyak keuntungan bagi seseorang. Orang yang sederhana berarti ia yang berhasil mengendalikan keinginan dan nafsunya. Dengan begitu, ia akan hidup lebih tenang, dan bisa fokus terhadap ibadah dan urusan akhiratnya...

Memiliki banyak harta, membuat seseorang akan tersibukkan untuk menjaga hartanya. lni akan membuatnya banyak memberikan perhatian terhadap haI-hal yang bersifat materiil. Padahal sesuatu yang bisa membuat seseorang bahagia sebenarnya adalah hal-hal sederhana, seperti menjaga hubungan baik dengan Allah Azza wa Jalla, mencurahkan perhatian kepada keluarga, serta mengasihi sesama.

Teladan dalam kesederhanaan hidup sebagaimana Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam dan keluarga tidak mendapati makanan yang melimpah dalam kesehariannya. Namun hanya sekedar tidak kelaparan dan terpenuhinya kebutuhan pokoknya saja. Dari Malik bin Dinar radhiallahu’anhu, beliau mengatakan,

مَا شَبِعَ رَسُولُ اللهِ صلى الله عليه وسلم مِنْ خُبْزٍ قَطُّ وَلاَ لَحْمٍ إِلاَّ عَلَى ضَفَفٍ

“Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam tidak pernah merasakan kenyang karena makan roti atau kenyang karena makan daging, kecuali jika sedang menjamu tamu, maka beliau makan sampai kenyang.” 

(HR. Tirmidzi dalam Asy Syamail no. 70, dishahihkan Al Albani dalam Mukhtashar Asy-Syama’il Al-Muhammadiyah no. 109)

kesenangan di dunia hanya sesaat. Baik harta, hiburan, atau apapun itu sudah seharusnya kita menguranginya...

Kelak orang-orang yang bersusah payah di jalan Allah Azza wa Jalla akan mendapatkan kesenangan hakiki di akhirat. _Ubbud duniaa ra'su kulli khathi'ah_ , cinta pada dunia itu sumber segala dosa kejahatan...

Semoga Allah Azza wa Jalla mengaruniakan hidayah-Nya kepada kita, sehingga kita tetap istiqamah senantiasa mengurangi kesenangan di dunia agar mendapatkan kesenangan hakiki di akhirat untuk meraih ridha-Nya. 

Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url