Cara Menajamkan Mata Hati

KETERIKATAN DENGAN AJAL MENJADIKAN KITA MENGASAH KETAJAMAN MATA HATI

Sobat gudang Arab, Kehidupan dunia ini hanyalah memiliki tiga hari: 

Hari kemarin, ia telah pergi bersama dengan semua yang menyertainya.

Hari esok, kita mungkin tak akan pernah menemuinya.

Hari ini, itulah yang kita miliki, maka beramal yang terbaiklah di hari ini.

“Jika kita berada di pagi hari, jangan tunggu sampai petang hari. Jika kita berada di petang hari, jangan tunggu sampai pagi. Manfaatkanlah waktu sehat kita sebelum datang sakit kita. Manfaatkanlah waktu hidup kita sebelum datang mati kita.” (HR. Bukhari)

Sejarah telah memaparkan drama panjang perjalanan hidup manusia. Setiap manusia, sehebat apapun perannya di dunia memiliki keterikatan dengan ajal, yakni waktu harus berhentinya peran dan habisnya waktu sang pemerannya.

Allah Azza wa Jala Sang Pencipta kehidupan memberikan penilaian siapakah para pemeran terbaik yang terpilih dan layak untuk ditiru agar pemeran berikutnya juga mendapat apresiasi berhadiahkan ridha dan surga-Nya.

"Manusia-manusia terpilih" dimaksud adalah orang-orang yang sepanjang sejarah dipuji Allah Azza wa Jalla sebagai layak contoh, mulai dari manusia dan nabi pertama, Adam, sampai pada nabi terakhir Islam, Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam,

إِنَّ اللَّهَ اصْطَفَى آدَمَ وَنُوحًا وَآلَ إِبْرَاهِيمَ وَآلَ عِمْرَانَ عَلَى الْعَالَمِينَ (33) ذُرِّيَّةً بَعْضُهَا مِنْ بَعْضٍ وَاللَّهُ سَمِيعٌ عَلِيمٌ (34) 

"Sesungguhnya Allah telah memilih Adam, Nuh, keluarga Ibrahim, dan keluarga Imran melebihi segala umat di masa mereka masing-masing, yaitu satu keturunan yang sebagiannya turunan dari yang lain. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui."(QS. Ali Imran: 33 - 34) 

Secara tegas menyebut Adam, Nuh, keluarga Ibrahim, keluarga Imran, Maryam (Ibu Nabi Isa) sebagai orang yang dipilih Allah Azza wa Jalla. Di antara para nabi ada lima nabi yang dipuji sebagai pemilik kesabaran ( _ulul azmi_) yaitu Nuh, Ibrahim, Musa, Isa, Muhammad, dan dua nabi sebagai teladan terbaik, yakni Ibrahim dan Muhammad shallallahu 'alaihi wa sallam.

Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla melihat dan mengetahui setiap hati hamba-hamba-Nya, kemudian memilih hati tersuci untuk dipilih menjadi teladan. Kerisauan jiwa kebanyakan disebabkan permainan pikiran yang selalu was-was, selalu mengkhawatirkan kejadian-kejadian "tidak enak" yang akan menimpa.

Orang tidak tenang karena membuang-buang energi untuk mencemaskan apa yang akan terjadi besok hari, lusa, setahun kemudian atau masa depannya. Ketakutan itu karena khawatir nasibnya tidak beruntung. Padahal kejadian buruk yang dikhawatirkan itu belum tentu dialaminya...

Orang-orang yang mempunyai ketajaman mata hati akan selalu berpegang pada firman Allah Azza wa Jalla,

 ...وَمَنْ يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ

"Barangsiapa yang mau bertawakal kepada Allah, pasti Dia akan mencukupi kebutuhannya." (QS. Ath-Thalaq: 3)

Marilah kita memanjatkan doa sebagaimana yang telah dicontohkan Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam,

 اللَّهُمَّ أَصْلِحْ لِى دِينِىَ الَّذِى هُوَ عِصْمَةُ أَمْرِى وَأَصْلِحْ لِى دُنْيَاىَ الَّتِى فِيهَا مَعَاشِى وَأَصْلِحْ لِى آخِرَتِى الَّتِى فِيهَا مَعَادِى وَاجْعَلِ الْحَيَاةَ زِيَادَةً لِى فِى كُلِّ خَيْرٍ وَاجْعَلِ الْمَوْتَ رَاحَةً لِى مِنْ كُلِّ شَرٍّ

“Ya Allah, perbaikilah untukku agamaku yang merupakan pelindung segala urusanku. Perbaikilah urusan duniaku yang merupakan tempat aku mencari kehidupan. Perbaikilah urusan akhiratku yang merupakan tempat aku kembali. Jadikanlah kehidupanku ini sebagai tambahan segala kebaikan bagiku dan jadikanlah kematianku sebagai istirahat bagiku dari segala keburukan.” (HR. Muslim)

Semoga Allah Azza wa Jalla mengaruniakan hidayah-Nya kepada kita, sehingga kita tetap istiqamah senantiasa beramal yang terbaik di sisa kehidupan kita untuk meraih ridha-Nya.

Previous Post
No Comment
Add Comment
comment url