Sunatan Membawa Berkah
Call me saef, Ane alumni Pondok Pesantren Ihyaul
ulum Dukun, ane lulus MTs. Ihyaul Ulum Tahun 1993, dan MA. Ihyaul Ulum Tahun
1996. Setelah lulus, Alhamdulillah, ane dikaruniai nikmat yang besar, dengan mendapatkan beasiswa
untuk melanjutkan studi ane di Timur tengah tepatnya di Tarim Hadramaut Yaman. ane tinggal disana kurang lebih 7 (tujuh) Tahunan, setelah menyelesaikan studi, ane langsung mendapatkan pekerjaan di Bangil Pasuruan dan
terus berpindah pindah tempat yang lebih baik,saya yakin semua itu berkat doa dari kiai dan Guru guru ane, oleh karena kesibukan ane yang menggunung itulah maka ane tidak sempat untuk sowan sama kiai kiai saya di Dukun, padahal sebagai
santri harusnya saya banyak sowan ke Beliau beliau yang telah
memberi ilmu kepada ane dari nol hingga ane sukses seperti sekarang ini, jika ane teringat dengan ucapan sayyidina Ali RA. ane ingin meneteskan air mata,
beliau pernah berkata (أنا عبد من علّمني ولو حـــرفا وحدا) “Saya adalah Budak dari orang yang pernah mengajari saya walau mereka hanya mengajar satu huruf” apalagi jika saya
teringat dengan hadits : من لم يشكر النّاس لم يشكر الله yang artinya “ Barang siapa yang tidak berterima kasih kepada
sesama (Guru guru) maka ia tidak bersyukur kepada Tuhanya (Allah) sedangkan saya selama ini ada
dimana? kenapa tidak menyempatkan datang ke kiai atau guru guru ane bahkan
tidak pernah menyempatkan untuk berkunjung ke almamater ane ???.
Alhamdulillah, Tanpa sengaja pada
suatu saat ane diberi Allah kesempatan untuk silaturrahim ke Dukun, itupun
tidak ane sengaja pingin ziarah, mungkin ane diingatkan oleh Allah SWT, bermula dari
undangan teman ane yang akan mengadakan sunatan untuk anak laki lakinya sayapun
datang ke kediamanya tepatnya di desa Babaksari kecamatan Dukun , ane sangat bersyukur sekali dengan
undangan tersebut karena ane bisa reuni
dengan teman teman ane, ane juga bisa bernostalgia dengan tempat tempat yang
dulunya pernah ane tempati tatkala mengenyam ilmu di Ponpes Ihyaul Ulum, itung
itung seperti lagunya Broery Pesolima “Kini kau telusuri...jalan jalan
memory...” J sekembali desa Babaksari, ane mampir di sebuah warung kopi di desa Sembungan kidul tepatnya disamping foto
copy milik Haji Wahab, ane takjub dan terheran dengan view yang ada didepan ane, karena
tidak nampak lagi barongan dan tambak yang dulu biasa ane gunakan bersama
teman teman cari kayu bakar untuk memasak, jika tidak kami temukan kayu bekas
meja kursi sekolah ataupun sandal teman sepondok (Maaf sedikit buka aib jangan
ditiru) dan biasa ane pakai untuk Buang Hajat (air besar) diatas Helikopter (Baca
Jamban) sekarang sudah terurug dan berdiri
bangunan yang cukup megah (3 tingkat dengan 15 lokal), walau belum selesai
pembangunannya namun kemegahan gedung tersebut telah tampak, , sayapun bertanya
kepada penjaga warung Tentang ikhwal bangunan tersebut, dia menjawab “ Milik
MTs. Ihyaul Ulum, Mas” dalam hati, ane mengucap “Alhamdulillah Akhirnya Almamater
bisa membebaskan lahan yang sedari dulu ingin dijadikan sebagai perluasan
Madrasah”, ane pun bertanya, “lalu yang masih berupa tambak itu milik siapa Mas?”
dia pun menjawab itu juga milik MTs. Ihyaul ulum Mas Barusan saja dibeli,
kontan ane mengucap “Subhanallah, hebat sekali Manajemen Tsanawiyah Ihyaul
Ulum ini, bisa membebaskan lahan bahkan bisa membangun gedung sebesar dan
semegah itu”, anepun bertanya “siapa
Kepala Madrasahnya sekarang Mas??” (dalam hati saya berkata, saya akan sowan
kepada beliau dan berguru) dia menjawab “Pak yai Sa’dan”, pucuk dicinta ulam pun
tiba itulah pepatah yang pas, yang dapat ane gambarkan, karena sudah lama sekali ane ingin sowan ke kyai kyai ane terutama beliau, bertanya tentang kesuksesan
beliau dalam memenej Madrasah Tsanawiyah, sekalian meminta ijazah barangkali ada yang
beliau berikan untuk ane (karena beliau terkenal ketabibanya). tibalah ane di rumah beliau, beliaupun menemui ane dengan senang hati, obrolan demi obrolan terjadi antara ane dengan beliau
cukup hangat dan familiar mulai dari mengenang masa lalu ane ketika
masih mengenyam pendidikan di pondok ini, ikhwal keluarga kami dsb, sampailah pada
poin yang ane tunggu tunggu yaitu menanyakan kesuksesan manajemen Madrasah Tsanawiyah,
keberhasilan siswa siswinya, terutama tentang pembangunan gedung dan pembebasan lahan bekas
tambak milik Kaji Wahab tersebut, beliau pun menuturkannya dengan bahasa yang membuat ane terharu dan terpacu
untuk mengajak teman teman ane ikut serta membantu meringankan beban Almamater
kami, diantara poin penting yang beliau tuturkan adalah: “sebenarnya MTs. Ihyaul ulum tidak sekaya yang
anda bayangkan, namun semua itu wujud dari keberanian saya dan segenap panitia
Pembangunan dan Pembebasan lahan, yang ingin menjadikan MTs. Ini sebagai MTs.
Percontohan di Dukun khususnya dan untuk daerah lain pada umumnya, sehingga kami
berani membangun gedung baru 3 tingkat itu, walau belum selesai kami juga
memberanikan diri membeli tanah tambak yang ada di timur gedung seluas 2360
Meter persegi itu, kami membelinya dengan
harga Rp. 613.600.000,-. hasil
pinjaman dari para muhsinin yang harus kami cicil dalam jangka setahun,
kami beranikan untuk membeli walau tidak punya uang karena kesempatan hanya
sekali, walau mahal tidak masalah toh tanah tidak ada pabriknya jadi wajar
kalau mahal, dan kami pun yakin bahwa Allah Maha Kaya masa tidak menolong dan mempermudah
hambaNya yang berjuang dijalannya,
kita juga punya
alumni yang cukup banyak tersebar di indonesia masa tidak ada satupun yang mau menyisihkan
hartanya untuk membantu kami”, obrolan kami pun masih berlanjut, bahkan ane sempat diberi ijazah oleh beliau, tapi yang jelas tidak akan ane sampaikan
disini (Rahasia, sowan sendiri kalau antum mau) diakhir perbincangan kami, ane minta nomor rekening MTs. Ihyaul Ulum Dukun, siapa
tau ane dan teman teman atau muhsinin kenalan ane ada yang akan membantu
pelunasan hutang MTs. Ihyaul ulum almamater kami, ini Nomer rekeningnya : Bank
BRI atas Nama MTs. Ihyaul Ulum Dukun No
Rekening : 0026-01-023363-50-1 Bank Mandiri atas nama Sa’dan maftuh BA. H. No
Rekening 140-00-0592134-2. semoga deretan angka No Rekening ini bukan hanya
sekedar deretan angka yang tidak ada maknanya sama sekali, melainkan Nomer PIN
Pintu surga kita kelak, Amin Yaa Robbal Aalamin.... Syukron Wal afwu minkum..
Pernah di publikasikan di Majalah Inspiratif MTs. Ihyaul Ulum Dukun Gresik
sangat menginspirasi
Good opinion