Media Komunikasi dengan Tuhan Semesta Alam
TAWAKAL PENYEMPURNA IHTIAR
Sobat gudang arab, Jika diibaratkan kesusahan adalah hujan dan kesenangan adalah matahari, maka kita memerlukan keduanya untuk bisa melihat indahnya pelangi.
Tidak semua dari kita dengan mudah memadukan warna-warni kehidupan menjadi suatu lukisan indah pelangi untuk bisa kita nikmati. Sebagian orang masih harus belajar untuk memikirkan hal-hal baik, jika hal-hal buruk membuat hidup menderita. Hanya ketika seseorang mulai berhasil membebaskan diri dari penilaian dan bisa menerima segala hal apa adanya tanpa penilaian baik-buruk, di situlah persepsinya akan mulai mampu melukis kehidupan dengan segala realitas yang ada. Tatkala telah berhasil melukisnya menjadi indah, itulah saat dia mulai bisa menerima kehidupan ini sebagai suatu keindahan sempurna apa adanya.
Saudaraku, Kehidupan tidak selamanya indah. Terkadang hadir di tengah-tengah kita berbagai macam masalah. Masalah seringkali datang secara tiba-tiba. Hadir tanpa diduga, apalagi memberi kabar berita.
Kita tidak akan pernah lepas dari masalah. Masalah bagaikan hujan yang datang silih berganti dengan cerahnya mentari. Habis hujan terbitlah terang, habis terang terkadang turunlah hujan. Satu masalah pergi akan hadir kembali masalah lain yang menanti.
Saudaraku, Apapun masalah kita, jangan pernah menyerah. Apapun rintangan kita tetaplah bertahan. Seberat apapun masalah kita, jangan pernah lemah. Sebanyak apapun tetesan air mata kita, jangan pernah larut dalam kesedihan, karena air mata tidak akan bisa menyelesaikan berbagai permasalah kita.
Jadikan masalah kita sebagai media komunikasi kita bersama Allah Azza wa Jalla. Adukan beban masalah kita kepada Allah Aza wa Jalla. Agar Dia meringankan beban masalah kita. Jangan putus asa menghadapi sejuta masalah. Karena masih ada Allah Azza wa Jalla yang membuat hati kita tetap tersenyum.
Saudaraku, Allah Azza wa Jalla berfirman,
وَمَن يَتَوَكَّلْ عَلَى اللَّهِ فَهُوَ حَسْبُهُ
“Barangsiapa yang bertawakkal kepada Allah maka cukuplah Allah sebagai penolongnya.”(QS. Ath-Thalaq: 3)
Ayat yang mulia ini menunjukkan barangsiapa yang bergantung hati hanya kepada Allah Azza wa Jalla maka Allah Azza wa Jalla akan senantiasa menolongnya. Namun sebaliknya, barangsiapa bergantung kepada selain Allah Azza wa Jalla, maka Allah Azza wa Jalla tidak akan menolongnya. Rasulullah shallallahu ’alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ تَعَلَّقَ شَيْئًا وُكِلَ إِلَيْهِ
“Barangsiapa yang bergantung kepada sesuatu maka dia akan dibiarkan kepadanya (tidak ditolong oleh Allah Azza wa Jalla).”
(HR. Ahmad dan At-Tirmidzi dari Abu Ma’bad Abdullah bin ‘Ukaim Al-Juhani radhiyallahu’anhu, Ghayatul Maram: 297)
Saudaraku, Seorang Muslim yang hidupnya senantiasa bertawakal dan bersandar kepada Allah Azza wa Jalla berkeyakinan bahwa hanya Allah Azza wa Jalla sebagai sebaik-baiknya pelindung merupakan penyempurna ihtiar. Sebagaimana firman Allah Azza wa Jalla,
وَتَوَڪَّلۡ عَلَى ٱلۡحَىِّ ٱلَّذِى لَا يَمُوتُ
“Dan bertawakallah kepada Allah Yang Maha Hidup (Kekal) Yang tidak mati.”(QS. Al-Furqan: 58)
وَقَالُواْ حَسۡبُنَا ٱللَّهُ وَنِعۡمَ ٱلۡوَڪِيلُ
“Dan mereka menjawab, ’Cukuplah Allah menjadi Penolong kami dan Allah adalah sebaik-baik Pelindung’.”(QS. Ali Imran: 173)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
لَوْ أَنَّكُمْ كُنْتُمْ تَوَ كَّلُوْنَ عَلَى اللَّهِ حَقَّ تَوَكُّلِهِ، لَرُزِقْتُم كَمَا تُرْزَقُ الطَّيْرُ، تَغْدُو خِمَاصًا وَتَرُوْحُ بِطَانًا
“Jika kamu bertawakal kepada Allah dengan sebenar-benarnya tawakal, maka kamu akan dianugerahi rizki sebagaimana burung diberi rizki, berangkat di pagi hari dengan perut kosong dan pulang di sore hari dengan perut penuh.”(HR. At-Tirmidzi, no.2344)
Seorang Muslim bila setiap keluar dari rumahnya hendaknya mengucapkan,
بِسْمِ اللَّهِ تَوَكَّلْتُ عَلَى اللَّهِ، لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ
“Dengan menyebut Nama Allah, aku bertawakal kepada Allah, tiada daya dan kekuatan melainkan dari Allah.”(HR. At-Tirmidzi)
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Doa saat tertimpa permasalahan,
اللَّهُمَّ رَحْمَتَكَ أَرْجُو فَلَا تَكِلْنِي إِلَى نَفْسِي طَرْفَةَ عَيْنٍ أَصْلِحْ لِي شَأْنِي كُلَّهُ لَا إِلَهَ إِلَّا أَنْتَ
“Ya Allah, hanya rahmat-Mu yang aku harapkan, maka janganlah Engkau menyerahkan aku kepada diriku sendiri meski hanya sekejap mata dan perbaikilah seluruh urusanku. Tiadalah yang berhak disembah selain Engkau.”(HR. Abu Dawud no. 5090)
Saudaraku, Serahkanlah segala permasalahan kepada Allah Azza wa Jalla dengan bertawakal sebagai penyempurna ihtiar, agar kita dapat merasa tenang. Berserah diri kepada Allah Azza wa Jalla merupakan masalah penting. Orang yang dianugerahi sifat dan sikap ini tidak akan pernah putus asa menjalani kehidupan, tidak mudah menyerah menghadapi berbagai permasalahan…
Semoga Allah Azza wa Jalla mengaruniakan hidayah-Nya kepada kita, sehingga kita tetap istiqamah senantiasa bertawakal sebagai penyempurna ihtiar kepada Allah Azza wa Jalla yang memberikan pelangi kehidupan dalam hati kita di setiap badai masalah yang hadir menyapa untuk meraih ridha-Nya.